mpo212 login

    Release time:2024-10-07 21:36:57    source:anoboy boruto next generation   

mpo212 login,toto88 togel,mpo212 login

Daftar Isi
  • Turki
  • Iran
  • Amerika Serikat
  • Uni Emirat Arab
  • Belgia
  • Mesir
  • Spanyol
  • Inggris
  • Uni Eropa
  • PBB

Jakarta, CNBC Indonesia- Serangan udara Israel di Lebanon pada Senin (23/9/2024) telah menewaskan hampir 500 orang, serta melukai lebih dari 1.600 orang lainnya. Israel mengatakan pasukan mereka menyerang 1.300 target Hizbullah di negara tersebut.

Serangan ini menandai bukan hanya jumlah korban tewas tertinggi tahun ini, tetapi juga merupakan hari paling mematikan dalam konflik dengan Israel sejak perang 34 hari antara kedua negara pada tahun 2006.

Insiden ini pun menjadi perhatian dunia. Berikut reaksi dunia terkait serangan mematikan Israel di Lebanon, seperti dihimpun CNBC Indonesiadari berbagai sumber pada Selasa (24/9/2024).

Baca:
Konflik Israel vs Hizbullah Ungkap Sejarah Perang Bayangan 40 Tahun

Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa serangan terbaru Israel di Lebanon dapat memperluas perang ke seluruh kawasan Timur Tengah.

"Serangan baru-baru ini terhadap Lebanon dan pernyataan yang dikeluarkan oleh Israel adalah manifestasi yang jelas dari upaya untuk memperluas perang di kawasan," kata Erdogan dalam sebuah acara yang diadakan oleh Komite Pengarah Nasional Turki-Amerika (TASC) di New York, dikutip dari Anadolu Agency.

"Institusi global dan organisasi tidak mengambil langkah-langkah efektif untuk mengakhiri penindasan di Gaza atau mencegah pembantaian Israel," tambahnya.

Erdogan menyebut bahwa sistem global saat ini sedang kehilangan "efektivitas dan kredibilitas," dengan lembaga-lembaga yang seharusnya menjaga perdamaian dan keamanan dunia berada dalam "kondisi keruntuhan moral."

Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan juga memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat mendorong kawasan Timur Tengah semakin dalam ke "kekacauan."

"Serangan Israel di Lebanon menandai fase baru dalam upayanya untuk menyeret seluruh kawasan ke dalam kekacauan," kata kementerian tersebut, dilansir AFP.

Turki pun meminta komunitas internasional untuk segera turun tangan. "Negara-negara yang mendukung Israel tanpa syarat membantu [Perdana Menteri Israel] Netanyahu menumpahkan darah demi kepentingan politiknya," tegas pernyataan tersebut.

Baca:
'Neraka' di Lebanon! Israel Bombardir 1.300 Target, 492 Orang Tewas

Iran

Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan dunia bahwa Israel ingin menyeret wilayah Timur Tengah ke dalam perang besar-besaran. Ia menyebut Israel telah memprovokasi Iran untuk bergabung dalam konfliknya dengan Hizbullah dari Lebanon.

"Kami tidak ingin menjadi penyebab ketidakstabilan di Timur Tengah karena konsekuensinya tidak dapat diubah," katanya pada Senin (23/9/2024), berbicara kepada wartawan setelah kedatangannya di New York untuk menghadiri Majelis Umum PBB, seperti dikutip Reuters.

"Kami ingin hidup dalam damai, kami tidak menginginkan perang," tambahnya. "Israel-lah yang berusaha menciptakan konflik habis-habisan ini."

Pezeshkian kemudian menuduh masyarakat internasional bungkam dalam menghadapi apa yang disebutnya "genosida Israel" di Gaza.

Baca:
Kronologi-Detik-Detik Rombongan Diplomat RI Diserang Bom di Pakistan

Amerika Serikat

Presiden AS Joe Biden mengatakan Washington akan melakukan "segala yang kami bisa untuk mencegah pecahnya perang yang lebih luas".

Sementara itu, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa mereka terus berhubungan dengan pejabat Lebanon dan Israel sepanjang waktu sementara Israel melanjutkan kampanye pengeboman besar-besarannya di negara itu.

Seperti dikutip Al Jazeera, juru bicara tersebut mengatakan bahwa AS tidak ingin melihat eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut oleh "pihak mana pun", menambahkan bahwa pihaknya siap untuk membela "sekutu dan mitranya" di wilayah tersebut.

Baca:
Perang Dunia 3 di Depan Mata, Rusia Beri Bocoran soal Senjata Nuklir

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab telah menyatakan "kekhawatiran mendalam atas serangan Israel di Lebanon selatan".

Dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip media pemerintah, negara Teluk itu menegaskan pendiriannya untuk "menolak kekerasan, eskalasi, tindakan dan reaksi yang tidak diperhitungkan yang mengabaikan hukum yang mengatur hubungan dan kedaulatan negara".

Belgia

Menteri luar negeri Belgia Hadja Lahbib mengatakan situasi di Lebanon "sangat mengkhawatirkan".

Dia mengatakan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, "sekali lagi terkena dampak" dan mendesak de-eskalasi, menambahkan "diplomasi" adalah satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik.

"Intensifikasi konflik di perbatasan antara Lebanon dan Israel sangat mengkhawatirkan. Warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, sekali lagi menjadi korban. De-eskalasi sangat dibutuhkan. Satu-satunya jalan keluar dari konflik ini adalah melalui diplomasi," katanya melalui akun media sosial X.

Baca:
Perang Arab Makin Panas, AS 'Cawe-cawe' Kirim Tambahan Pasukan

Mesir

Kementerian Luar Negeri Mesir telah meminta "kekuatan internasional dan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk segera campur tangan" guna menghentikan "eskalasi berbahaya Israel di Lebanon".

Kairo, mediator utama antara Israel dan Hamas, telah berulang kali memperingatkan terhadap eskalasi regional Israel, yang katanya "mengancam akan menyeret kawasan itu ke dalam perang regional yang komprehensif".

Mesir kembali menyatakan "solidaritas" dengan Lebanon dan menegaskan "penolakannya sepenuhnya terhadap segala pelanggaran kedaulatan dan wilayah Lebanon".

Spanyol

Pemerintah Spanyol menyatakan "kecemasan dan kecaman mendalam" atas serangan Israel di Lebanon selatan dan timur. Mereka menggarisbawahi bahwa gencatan senjata di Gaza diperlukan untuk mengurangi ketegangan regional.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah mengutuk pemboman Israel dengan mengatakan "lingkaran kekerasan harus dihentikan."

"Perang harus dihindari dengan segala cara. Semua pihak harus menghormati kehidupan warga sipil dan prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional," kata pernyataan itu.

Pemerintah Spanyol menekankan bahwa ketegangan harus diredakan dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 harus dilaksanakan sepenuhnya. Resolusi tersebut bertujuan untuk menyelesaikan permusuhan antara Israel dan Hizbullah dan mencakup ketentuan untuk pengerahan pasukan Lebanon dan PBB di Lebanon selatan.

"Gencatan senjata segera dan permanen di Gaza mutlak diperlukan untuk mengurangi ketegangan regional," tambahnya.

Inggris

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan antara Israel dan Lebanon. Ia memperingatkan bahwa eskalasi lebih lanjut dapat menimbulkan "dampak yang lebih dahsyat."

"Sangat khawatir dengan roket dan serangan udara di Lebanon dan Israel serta jatuhnya korban sipil. Eskalasi lebih lanjut berisiko menimbulkan konsekuensi yang lebih dahsyat," tulis Lammy di X.

"Saya mengulangi seruan saya untuk gencatan senjata segera di kedua belah pihak, yang akan saya tekankan saat saya bertemu dengan para menteri G7 malam ini," tambahnya.

Uni Eropa

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bentrokan yang meningkat antara Israel dan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengancam akan menjerumuskan Timur Tengah ke dalam perang habis-habisan.

"Saya dapat mengatakan bahwa kita hampir berada dalam perang penuh," kata Borrell menjelang pertemuan para pemimpin dunia di PBB, seperti dikutip Arab News.

"Kita melihat lebih banyak serangan militer, lebih banyak kerusakan, lebih banyak kerusakan tambahan, lebih banyak korban," tambahnya. "Semua orang harus mengerahkan semua kapasitas mereka untuk menghentikan ini."

PBB

Kepala PBB Antonio Guterres mengatakan kepada CNN Internationalbahwa ia mengkhawatirkan "kemungkinan mengubah Lebanon [menjadi] Gaza yang lain".

Koordinator khusus PBB di Lebanon, Jeanine Hennis-Plasschaert, mengunggah di X bahwa Timur Tengah berada di ambang "bencana yang akan segera terjadi".

"Tidak dapat dilebih-lebihkan lagi: TIDAK ADA solusi militer yang akan membuat kedua belah pihak lebih aman," tulisnya.

Kepala UNICEF Catherine Russell juga mengatakan bahwa dia "sangat khawatir" dengan lonjakan serangan mematikan yang sedang berlangsung di Lebanon dan Israel, dengan mengatakan bahwa meningkatnya kekerasan tersebut merupakan "eskalasi yang berbahaya" bagi warga sipil.

"Banyak sekali anak-anak berada dalam bahaya, dengan banyak yang mengungsi dari rumah mereka," kata Russell dalam sebuah pernyataan.

Tingkat tekanan psikologis yang mengkhawatirkan juga telah dilaporkan di antara anak-anak karena pengungsian dan dari rentetan penembakan dan serangan udara. Ia pun menyerukan de-eskalasi segera.


(luc/luc) Saksikan video di bawah ini:

Video:Serangan Dahsyat Israel di Lebanon Tewaskan Bos Hamas & Keluarga

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article 5 Update Perang Timur Tengah: Israel Vs Hizbullah-Turki, AS 'Panik'