samurai 188

    Release time:2024-10-08 05:38:50    source:unipin chip ungu   

samurai 188,live score nowgoal 90,samurai 188

Jakarta, CNBC Indonesia- ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja mengungkapkan bahwa kondisi likuiditas perbankan sejauh ini masih sangat baik. Hal ini menampik adanya dugaan persaingan ketat diantara perbankan dalam memperebutkan dana pihak ketiga (DPK) di masyarakat.

Terlebih tren pertumbuhan deposito di perbankan tercatat melambat. Di sisi lain instrument Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) banyak diminati.

"Deposit turun umum memang harus mengikuti suku bunga. Itu biasa. Tapi ini mungkin, istilahnya, bukan saja likuiditas yang mungkin agak sedikit disruptif, tapi memang kalau kita lihat, semenjak pertengahan tahun, itu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) merupakan suatu instrumen yang diminati juga. Jadi mungkin ada shifting of fundsdari sisi financing," jelasnya dalam UOB Economic Outlook 2025, Rabu, (25/9/2024).

Ia pun meyakini tren pertumbuhan Deposito ke depan akan kembali menguat, asalkan pemangkasan suku bunga acuan yang dilakukan The Fed tidak besar. Otomatis bank-bank sentral di beberapa negara, seperti di Indonesia juga tidak melakukan hal sama.

"Jadi misalkan kalau nanti the fed tidak jauh-jauh turunnya, otomatis orang akan balik lagi ke pasar deposito," jelasnya.

Jika hal tersebut benar-benar terjadi, ia pun memprediksi pertumbuhan deposito bakal mencapai 11-12% di 2025 diikuti kredit sebesar 15%.

"Tapi kedepannya kita cukup optimis, mungkin kita akan back to low double digit growth, ya mungkin 11-12% untuk deposit wajar. Tapi untuk loan growth, saya lebih melihat kita mudah-mudahan bisa lebih close ke 15%," terangnya.

Baca:
Simak, Begini Cara UOB Buka Potensi Perekonomian Indonesia

(dpu/dpu) Saksikan video di bawah ini:

Video: Dijegal Saham Perbankan, IHSG "Susah Payah" Balik ke 7.700-an

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article UOB Prediksi Rupiah Menguat di 2025! Dolar AS ke Rp 14.800