data pengeluaran sgp 2019

    Release time:2024-10-08 06:17:52    source:ayomain 138   

data pengeluaran sgp 2019,bang doyok tv live streaming,data pengeluaran sgp 2019Jakarta, CNN Indonesia--

Pasukan tentara bayaran Rusia, Wagner Group, seolah terlupakan setelah kematian pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, pada Agustus 2023 lalu.

Prigozhin meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat beberapa bulan setelah melancarkan pemberontakan guna menggulingkan pemimpin militer Kremlin.

Lihat Juga :
Erdogan Gertak Israel Jangan Tutup Al Aqsa saat Ramadan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru-baru ini, Wagner Group dilaporkan berada di Afrika. Namun, mereka tampil dengan wajah baru, tidak lagi menggunakan nama Wagner.

CNBC melaporkan Wagner saat ini berganti identitas menjadi Korps Afrika Rusia. Pemimpin baru entitas itu telah mengonfirmasinya.

Artinya, Wagner saat ini tengah sibuk di Afrika.

Lihat Juga :
Arab Saudi Kini Bolehkan Jemaah Buka Puasa Bersama di Masjidil Haram

Sebetulnya, Wagner sudah lama hadir di Afrika. Keberadaan tentara bayaran itu terdeteksi di sejumlah negara, antara lain Republik Afrika Tengah, Libya, Mali, dan Sudan.

Saat ini, Wagner berusaha mendapat pijakan di Burkina Faso, yang sejak Januari 2022 dipimpin oleh junta militer imbas kudeta.

"Kami terus bekerja di benua Afrika dan kami terus bekerja di Belarus. Kami terus bekerja demi kebaikan Rusia," kata pemimpin baru sekaligus veteran Wagner, Anton Yelizarov, dalam sebuah video yang rilis awal Februari lalu.

"Kami bekerja dengan sukses. Saya berada di markas kelompok di Cossack Camps. Kami sedang membangun sebuah kamp sehingga unit-unit baru yang akan dibentuk dan akan menjadi bagian dari korps sukarelawan Garda Nasional Rusia bisa tiba dan menetap," lanjut dia.

Yelizarov mengatakan pihaknya saat ini selalu dan akan selalu membela rakyat Rusia termasuk kepentingan Kremlin. Dia menegaskan bakal membela negara "di mana saja di seluruh dunia."

Pada akhir Januari, Korps Afrika secara terbuka menyatakan di Telegram bahwa mereka mengerahkan 100 personel ke Burkina Faso guna membantu pemimpin baru negara itu, Ibrahim Traoré, memukul mundur pemberontakan Islam di wilayah Sahel.

Lihat Juga :
Ekonomi Melemah, Xi Jinping Malah Genjot Anggaran Perang Rp3.656 T

Mereka juga sudah melakukan sejumlah operasi di Mali dan Libya selama beberapa bulan terakhir. Lebih dari itu, Korps Afrika juga dilaporkan sedang bernegosiasi untuk mendirikan pangkalan militer Rusia di Republik Afrika Tengah (CAR).

Para analis dari Pusat Studi Timur di Warsawa percaya unit baru korps ini kemungkinan akan beraktivitas di negara bagian Sahel, CAR, dan Libya. Meski begitu, ruang lingkup kegiatan mereka bergantung pada kontrak pemerintah setempat masing-masing.

Senior Fellow Piotr Żochowski dan Research Fellow Miłosz Bartosiewicz menjelaskan korps ini sudah mulai melakukan perekrutan sejak Desember 2023. Dalam perekrutan itu, mereka juga memberikan tawaran kepada mantan tentara bayaran Wagner Group.

"Mungkin juga merekrut penduduk setempat," jelas mereka dalam sebuah laporan.

Lihat Juga :
Rusia Respons Baik Rencana Pertemuan China-India

"Pembentukan Korps Afrika di bawah payung kementerian pertahanan Rusia menunjukkan bahwa upaya sedang dilakukan untuk mengembalikan keadaaan setelah pembubaran Wagner Group karena korps akan mengambil alih operasinya," lanjut mereka.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yunus-bek Yevkurov telah mengawasi pembentukan Korps Afrika ini. Wajah baru Wagner tersebut diperkirakan bakal sepenuhnya selesai pada musim panas ini.

(blq/bac)