pantun tentang pendidikan 4 bait

    Release time:2024-10-07 23:44:09    source:mpo1221 resmi   

pantun tentang pendidikan 4 bait,agen69 zeus,pantun tentang pendidikan 4 bait

Daftar Isi
  • 1. Thailand
  • 2. Filipina
  • Apa kata Singapura?
Jakarta, CNN Indonesia--

Gelaran tur dunia penyanyi pop country asal Amerika Serikat Taylor Swiftmenyorot perhatian banyak negara, tak terkecuali negara di Asia Tenggara.

Taylor Swift yang dikenal sebagai salah satu artis dengan basis fans yang terbesar di dunia ini dinilai bisa membawa banyak keuntungan ekonomi bagi negara yang dikunjungi untuk konser.

Lihat Juga :
Hilang 10 Tahun, Kenapa Pesawat MH370 Malaysia Belum Ditemukan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa negara sampai menuding Singapura "memonopoli" dengan kesepakatan demi meyakinkan Taylor Swift untuk hanya menggelar tur Asia Tenggara di negaranya.

1. Thailand

Thailand yang pertama kali yang mengeluhkan taktik Singapura ini. Perdana Menteri Srettha Thavisin bahkan mengatakan Singapura licik dan menuduh Singapura menjalin 'kesepakatan eksklusif' dengan Taylor Swift.

Srettha menuduh kesepakatan tersebut benar-benar diusulkan Singapura demi untuk menjadikan Negara Kota itu menjadi perhentian satu-satunya di Asia Tenggara.

"Pemerintah Singapura licik," ujar Srettha saat bicara di iBusinessForum 2024, Bangkok, Jumat (16/2), seperti dikutip Sky News.

Lihat Juga :
Ogah Kalah AS-Korsel, Kim Jong Un Sidak Tentara Korut Simulasi Perang

Srettha mengaku bahwa ia mendapatkan bocoran informasi dari promotor AEG soal perjanjian Singapura dengan penyanyi top tersebut. Ia juga menuding pemerintah Singapura yang menawarkan US$2 juta-US$3 juta atau sekitar Rp31 miliar - Rp46 miliar untuk sebuah eksklusivitas.

2. Filipina

Selain Thailand, Filipina ikut mengkritik Singapura perihal dugaan monopoli konser Taylor Swift ini. Tuduhan itu diutarakan anggota parlemen Filipina, Joey Salceda.

"Ini bukanlah tindakan yang dilakukan negara tetangga yang baik," ujar Joey Salceda selaku anggota parlemen Filipina seperti dikutip dari Inquirer.

Menurut Salceda, Singapura memberikan dana hibah sekitar US$3 juta kepada promotor konser Taylor Swift untuk menyelenggarakan konser di Singapura.

"Masalahnya adalah mereka tidak menyelenggarakannya di tempat lain di kawasan ini," ucap Salceda, yang mengetuai komite DPR Filipina soal kebijakan keuangan dan perpajakan.

"Saya yakinkan mereka bahwa kebijakan itu berhasil. Permintaan regional terhadap hotel dan maskapai penerbangan Singapura meningkat 30 persen selama periode tersebut. Saya memperkirakan istilah eksklusivitas menyebabkan peningkatan pendapatan industri sebesar U$USD60 juta. Jadi, hibah itu menghasilkan aktivitas ekonomi 30 kali lebih banyak," ucap Salceda.

Ia menegaskan bahwa kebijakan 'monopoli' Singapura tersebut dapat mengorbankan perekonomian dan pariwisata negara-negara tetangga yang tak mampu menarik penonton konser asing.

"Tetapi menurut saya kita tidak boleh membiarkan hal seperti ini berlalu begitu saja. Kita harus tetap mendaftarkan oposisi kita secara resmi. Hal ini juga bertentangan dengan prinsip hubungan berbasis konsensus dan solidaritas yang mendasari pendirian ASEAN," tambah Salceda.

Lihat Juga :
Houthi Rudal Kapal Dagang Yunani di Laut Merah, AS Turun Tangan


Apa kata Singapura?

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pun buka suara terkait sentimen dari Thailand dan Filipina soal konser Taylor Swift ini di sela-sela KTT ASEAN-Australia di Melbourne pada Selasa (5/3).

Lee mengaku bahwa negaranya memang memberikan dana insentif bak subsidi kepada Taylor Swift dan promotor demi menjadikan Singapura satu-satunya negara perhentian turnya di Asia Tenggara. 

Pilihan Redaksi
  • Gedung Putih Kirim 'Kode Keras' ke Prabowo soal Relasi AS-RI, Ada Apa?
  • AS Pantau Ketat Perhitungan Suara Pemilu RI, Titip Pesan ke Prabowo

"Agensi (kami) menegosiasikan perjanjian dengan dia (Taylor Swift) untuk datang ke Singapura dan tampil dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat singgah turnya di Asia Tenggara," ujar Lee seperti dikutip Reuters.

Ia juga tak menyangka bahwa lobi itu berbuah manis mengingat lonjakan wisatawan ke Singapura.

"Ternyata skema ini sangat sukses. Saya tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat," ucap Lee.

Kementerian Kebudayaan dan Dewan Pariwisata Singapura membenarkan pemerintah memang telah bekerja sama langsung dengan penyelenggara konser Taylor Swift.

Namun, Singapura menolak untuk mengungkap jumlah dana subsidi yang digelontorkan demi merangkul Taylor Swift konser di Negara Singa.

(val/rds)