asiatogel88 slot

    Release time:2024-10-07 23:34:51    source:kode alam jarum   

asiatogel88 slot,forum comunity hk pool,asiatogel88 slotJakarta, CNN Indonesia--

Kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) yang digawangi oleh BRI, Permodalan Nasional Madani (PNM), serta Pegadaian terbukti memberi manfaat bagi masyarakat. Salah satunya, Warsilah yang merupakan nasabah program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) PNM.

Usai sang suami terdampak PHK akibat pandemi Covid-19, Warsila memutuskan bangkit dengan memanfaatkan pesangon suami, serta alat jahit yang sudah ada di rumah. Pada 2019, dirinya membuka usaha jahit pakaian untuk wanita, pria, dan anak-anak.

"Suami terdampak PHK dan saya juga jual alat jahit di rumah. Yang terlibat kebetulan saya sendiri sih. Kebetulan modal dari pesangon. Alhamdulillah waktu itu dapat pesangon dari suami. Saya belikan mesin jahit. Selain jahit kan jual peralatan alat jahit, ya saya siapkan stok barang-barang peralatan jahit," urai Warsilah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, omzet Warsilah telah mencapai minimal Rp5 juta per bulan. Dirinya mengaku ingin terus mengembangkan usaha dan membuka lapangan kerja.

"Insyallah ingin (punya karyawan). Kalau usaha udah seimbang gitu ya. Maksudnya pengeluaran dan pemasukan berjalan lebih teratur," katanya.

Lebih jauh, Warsilah berharap agar akses layanan pembiayaan dari Holding UMi BRI ini terus ada untuk membantu para pelaku ultra mikro seperti dirinya. Terlebih, persyaratannya mudah tanpa sistem tanggung renteng.

"Harapan saya, PNM Mekaar ini selalu membantu para pelaku usaha seperti saya ini ya. Kebetulan juga jangan terlalu tinggi persyaratannya dan hanya satu aja keluhan saya, yaitu tanggungan renteng. Kadang kita kan namanya buka usaha kita udah rajin, eh yang satunya enggak, jadinya tanggung renteng," ujar Warsilah.

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, Holding UMi turut memberi dampak bagi pertumbuhan inklusi keuangan nasional.

BRI Research Institute mencatat, posisi inklusi keuangan nasional bertambah menjadi 87,30 persen pada 2023 atau naik 3,3 persen dari 84 persen pada 2022. Sementara, tingkat kedalaman inklusi keuangan tercatat naik 3,9 persen menjadi 27,7 persen pada 2023.

Adapun tingkat inklusi keuangan diukur berdasarkan kepemilikan investasi, pinjaman, asuransi dan dana pensiun (Dapen), serta kepemilikan dan penggunaan tabungan.

"Tren peningkatan yang terjadi mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia mulai mengalami peningkatan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk mengambil keputusan dan pengelolaan keuangan dalam mencapai kesejahteraan," kata Supari.

(rea/rir)