login daya4d

    Release time:2024-10-07 23:42:11    source:master188 guru   

login daya4d,togogjitu,login daya4dJakarta, CNN Indonesia--

Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Istana Kepresidenan Jakarta dan Bogor berbau kolonial menjadi sorotan publik. Pernyataan itu disampaikan saat menjamu para kepala daerah di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN).

Jokowi bercerita Istana Negara digunakan oleh Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Overstraten. Lalu Istana Merdeka dipakai Gubernur Jenderal Johan Wilhelm van Lansberge.

Adapun Istana Kepresidenan di Bogor, kata Jokowi, pernah dipakai oleh Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana membaca sejumlah poin komunikasi politik dari pernyataan Jokowi tersebut.

Pertama, ia menilai Jokowi ingin mengukir citra baik terhadap pembangunan istana baru di IKN. Hal itu ia lakukan dengan melabeli istana-istana lama sebagai buatan kaum penjajah.

"Bukan hanya itu ya, tapi menunjukkan adanya kebanggaan atas hasil karya sendiri dan dilakukan oleh kita sendiri yang menjadi poin utamanya," kata Aditya melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/8).

Makna kedua dari pernyataan Jokowi adalah pembuktian janji politik. Jokowi, kata Aditya, ingin menunjukkan ke publik bahwa pembangunan ibu kota negara baru bukan sekadar janji politik.

"Pelaksanaan hari kemerdekaan di IKN memang bermakna target dan janji Jokowi dalam mewujudkan IKN di periodenya bisa dilakukan," ujarnya.

Lihat Juga :
Jokowi Puji Udara IKN Sehat: ISPA di Jabodetabek Habiskan Rp10 T

Sebelumnya, Jokowi mulai beraktivitas di IKN usai dua istana rampung dibangun. IKN memiliki Istana Garuda yang berfungsi sebagai kantor presiden dan Istana Negara yang berfungsi sebagai tempat acara kenegaraan.

Jokowi menggelar sidang kabinet perdana di Istana Negara, Selasa (13/8). Dia mengundang semua menteri Kabinet Indonesia Maju. Hanya Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri PPPA I Gusti Bintang Puspayoga yang tak hadir di rapat itu.

(dhf/fra)